LETTICA — Jakarta Presiden Prabowo Subianto mengundang tujuh jurnalis senior untuk wawancara dengan pertanyaan spontan apa pun di perpustakaan pribadinya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (6/4/2025).
Hadir pada pertemuan tersebut, Pemimpin Redaksi tvOne, Lalu Mara Satriawangsa; Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis; Founder Narasi, Najwa Shihab; Pemimpin Redaksi Detikcom, Alfito Deannova Gintings; Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar, Retno Pinasti; dan Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra
Dalam perbincangan hampir empat jam itu, Prabowo menjawab puluhan pertanyaan dari berbagai topik, mulai dari ekonomi, IHSG, hingga Undang-Undang TNI.
Usai wawancara, Sutta menyebutkan bahwa Prabowo awalnya menyampaikan terkait capaian yang sudah diraih oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kemudian setelah itu kita beri kesempatan untuk masing-masing mengajukan pertanyaan. Kalau saya rangkum, pertanyaannya itu banyak ya. Mulai dari persoalan geoekonomi ya, karena pertama terkait dengan Trump,” ujar Sutta dikutip dari keterangan tertulis.
Kemudian juga ada isu-isu ekonomi. Mulai dari penciptaan lapangan kerja. Kemudian bagaimana peran sektor swasta ke depan,” lanjutnya
Sementara itu, Uni Lubis mengatakan hampir semua tema yang hot saat ini sempat ditanyakan ke Prabowo Subianto oleh para jurnalis.
Menarik, satu, kami itu tidak ditanya, mau nanya apa. Sehingga Presiden itu tidak tahu kami akan nanya apa, termasuk akan dikritik soal apa. Menurut saya itu hal yang baik, karena masih ada narasumber yang suka nanya dulu pertanyaannya apa,” ucapnya.
Presiden siap menjawab pertanyaan apa saja, siap untuk dikritik, siap untuk di-challenge back dari jawabannya, dan semua pertanyaan dijawab cukup lengkap. Apakah jawabannya memuaskan atau tidak, tentu masing-masing kita yang bertanya punya ukurannya sendiri-sendiri. Tapi menurut saya ini langkah yang baik untuk menggambarkan keterbukaan dari pemerintahan Presiden Prabowo,” lanjutnya.
Kesempatan Berharga Bisa Berbicara dan Bertanya Langsung dengan Presiden
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5165840/original/019159000_1742199877-IMG_8765.jpg)
Adapun Najwa mengatakan kesempatan untuk bisa berbincang, bertanya langsung dengan Presiden adalah kesempatan yang berharga untuk siapapun, terutama untuk media.
Jurnalis kan selalu berusaha untuk mendapatkan konfirmasi informasi sumber A1, orang nomor satu. Dan karena ketika kemudian saya dilibatkan untuk terlibat dalam wawancara bersama enam jurnalis yang lainnya, ini kesempatan yang berharga. Yang kemudian tadi kita lihat, waktu yang diberikan juga sangat generous, waktu rekaman dari mulai jam 9 pagi sampai hampir jam 1 siang,” jelasnya.
Najwa mengungkap bahwa kemudian dalam perkembangannya Prabowo tidak keberatan ketika para jurnalis mengajukan pertanyaan-pertanyaan follow up yang lain seperti soal RUU Polri.
Seperti ketika saya bertanya soal RUU Polri, walaupun moderator kerap berusaha memotong, tapi kemudian Pak Prabowo malah justru tidak apa-apa, silakan bertanya saja. Karena memang saya merasa sayang kesempatannya ketika kita mengonfirmasi isu yang penting dan tidak mendapat jawaban tuntas, padahal yang kita tanyakan langsung orang nomor satu di negeri ini,” kata Najwa.
Najwa pun mengatakan dirinya sempat berbicara dengan Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo yang menginisiasi pertemuan ini bahwa ke depannya kesempatan untuk media bertanya langsung dan berbincang dengan Presiden akan terus dibuka.
Dan semakin banyak media yang bisa terlibat, karena kan media tentunya juga beda-beda prioritasnya, beda-beda target audiensnya. Jadi media yang khusus bicara seni, pertanyaan yang diajukan juga pastinya kan yang berkaitan dengan kepentingan pembacanya. Media olahraga tentu nanti bertanya juga seputar isu-isu olahraga,” ujar Najwa.